Launching Ceremony Wave Piercing Catamaran “Quicksilver IX”

Launching Ceremony Wave Piercing Catamaran “Quicksilver IX”

      Caputra Bumi Bahari (CBB) sebagai pemilik dan Operator kapal wisata Quicksilver sejak tahun 1991 yang berlokasi di Bali berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan Cruise dengan cara peremajaan armada Catamaran Wavepiercer. CBB memberikan kepercayaan kepada galangan dalam negeri PT. Caputra Mitra Sejati ( CMS ) untuk membangun armada baru Quicksilver IX dengan kapasitas yang lebih besar agar dapat mengakomodir total penumpang 500 orang beserta 50 awak.

     Kapal ini di bangun di Indonesia sebagai sebuah bukti nyata dan komitmen CBB selaku pemilik dan operator kapal untuk memajukan wisata bahari dan industry maritime Indonesia dengan memberi kesempatan kapada galangan dalam negeri untuk menunjukkan kemampuan, inovasi dalam membangun kapal dengan kualitas bertaraf International yang bersertifikat Lloyd’s Register. Kapal dengan desain Catamaran Wavepiercer seperti ini juga pertama kali dibangun oleh pihak galangan nasional. CBB merencanakan untuk menggantikan armada Quicksilver VII dengan Quicksilver IX untuk kegiatan operasi wisatanya di dekat Pulau Nusa Penida. Pembaharuan ini dibuat untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta efisiensi dari segi operasional agar bisa mengakomodir penumpang wisatawan asing dan domestic yang semakin bertambah jumlahnya. Dari segi exterior Quicksliver IX segaja di desain menyerupai armada Quicksilver pendahulunya dengan semangat mempertahankan pedigree atau garis DNA Catamaran Wavepiercer yaitu futuristic, agresif dan model desain abadi yang tidak akan lekang oleh zaman ( timeless design outline ).

     Pihak galangan CMS berkolaborasi dengan perusahaan Naval Architech Incat Crowther dan Marine Interior Desain berbasis di Sydney Australia. Mereka bekerja sama membangun exterior yang unik, interior yang fungsional tetapi tidak melupakan sisi estetika dengan keindahan kesenian Indonesia seperti detail ukiran di bagian galley dan dash board indah di ruang kemudi, keduanya memakai bahan kayu jati asli. Bagian panel dinding menggunakan panel honey comb atau sarang lebah agar meringankan bobot kapal untuk mencapai kecepatan yang di inginkan. Untuk bahan plafon atau langit-langit maupun karpet menggunakan bahan yang tidak mudah terbakar dan praktis semua bagian interior mengacu pada standar SOLAS. Untuk mengakomodir jumlah penumpang yang lebih banyak pihak pemilik kapal Quicksilver memutuskan untuk meniadakan bar dan tangga di bagian tengah kapal seperti pada kapal pendahulunya untuk memaksimalkan kapasitas dek utama. Bagian galley utama juga di perbesar untuk fungsi pelayanan makanan dan minuman serta ruang pendingin yang cukup besar untuk menyimpan makanan. Perlengkapan lift makanan atau dumb waiter juga tersedia untuk pelayanan makanan ke dek lantai dua.

Inovasi yang telah dilakukan pada kapal generasi baru ini yaitu 4 pintu mesin atau engine hatches dengan system baut ( bukan metode las ) untuk memudahkan keluar masuknya mesin pada saat pemeliharaan yang bersifat mayor. CCTV yang dipasang di beberapa titik untuk memudahkan pergerakan dan penambatan kapal dan semua control throttle di pasang di dalam ruang kemudi bukan di luar ruang seperti halnya pada model kapal sebelumnya. Inovasi lain kapal baru ini adalah kapal ini dirancang dengan notasi unattended machinery space ( UMS ) dimana pada saat kapal beroperasi tidak ada awak yang berada di kamar mesin, artinya semua sistem di kapal dapat di kendalikan di ruang kemudi baik itu sistem controlling maupun sistem monitoring semua peralatan di kamar mesin.

Ini adalah bentuk nyata karya putra bangsa oleh dan untuk bangsa Indonesia. Hal ini sejalan dengan filosofi Caputra Group selaku perusahaan induk CMS dan CBB untuk terus berinovasi dan berkarya untuk bangsa Indonesia. Inovasi dan komitmen CBB selaku pemilik dan operator kapal serta CMS sebagai galangan kapal dalam negeri untuk memajukan industri maritim Indonesia sangat sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan kejayaan maritim nusantara dan perekononomian berbasis kelautan.

Link >>